Anjas Rusdiyanto Soleh
Guru SMP Muhammadiyah 2 Surakarta
Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
“Buku ini Mengisahkan tentang Diamond gang yang Berusaha Mengikhlaskan kepergian Sahabatnya Canva.” Kalimat tersebut sebagai bentuk ketidakpekaan siswa kaitannya dengan kaidah penulisan. Ketidaktepatan penggunaan kaidah menulis tersebut dituliskan oleh siswa pada teks tanggapan mengenai buku yang telah dibacanya. Penulisan teks tanggapan, selain berdasarkan pada cerita yang telah dibaca, kaidah penggunaan bahasa tulis di dalamnya tidak bisa dikesampingkan. Kenyataan yang tampak tersebut menyuratkan adanya ketidakpekaan siswa dalam kaidah menulis yang berkaitan dengan ketidaktepatan penggunaan huruf kapital, tanda baca petik dua, dan penggunaan tanda baca koma. Pada kalimat tersebut, idealnya apabila disesuaikan dengan kaidah penulisan sejatinya seperti berikut, “Buku ini mengisahkan tentang “Diamond Gang” yang berusaha mengikhlaskan kepergian sahabatnya, Canva.”
Penggunaan huruf kapital dan tanda baca koma yang kurang tepat tersebut, secara tidak langsung mengindikasikan bahwa keterampilan berbahasa tulis pada siswa tergolong rendah. Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa penggunaan kaidah menulis pada siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada era sekarang ini dapat dikatakan rendah. Menulis menjadi suatu keterampilan produktif yang dimiliki oleh setiap orang. Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya. Kegiatan menulis selain menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, pada pembelajaran bahasa Indonesia, perlu adanya ketepatan dalam tata tulis tersebut. Ketepatan penulisan mulai dari penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, penulisan kata depan, dan lain sebagainya sangat perlu diterapkan kepada siswa. Hal tersebut berguna bagi terwujudnya siswa yang mahir dan peka dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya pada bahasa tulis.
Asesmen diagnostik sebagai langkah awal bagi guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Asesmen diagnostik dalam kurikulum merdeka merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik sebelum menyusun pembelajaran. Pelaksanaan asesmen awal atau diagnostik tersebut, secara umum telah dituangkan dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang dikeluarkan oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek. Asesmen diagnostik dalam hal ini digunakan sebagai asesmen awal bagi guru untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa yang diampunya terkait materi pembelajaran. Kaitannya dengan hal tersebut, salah satu materi pembelajaran berbasis teks yang terdapat pada kelas VII yaitu pada materi teks tanggapan.
Ejaan Yang Disempurnakan V (EYD V)
Pengembangan pembelajaran bahasa tulis, contohnya pada materi menulis teks tanggapan, setidaknya guru perlu menghadirkan strategi, teknik, cara, maupun metode untuk mengajarkan tata bahasa tulis pada siswa. Kemahiran berbahasa tulis bagi siswa menitikberatkan pada aspek membaca dan menulis, sedangkan kemahiran berbahasa lisan lebih menitikberatkan pada aspek menyimak dan berbicara. Berdasarkan hal tersebut, dalam pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada era sekarang ini, selain berfokus pada materi esensial, misalnya pada materi “Menulis Teks Tanggapan”, dibalik itu, siswa juga perlu memahami bagaimana menghasilkan teks yang baik dan benar dilihat dari tata penulisan berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan V (EYD V). Oleh karena itu, berbagai aksi atau peran yang bisa dilakukan oleh guru salah satunya dengan menyajikan kaidah bahasa Indonesia yang tertuang dalam EYD V tersebut ketika proses pembelajaran.
Kemahiran menulis dapat diawali dengan “menyentuh” ranah minat siswa yang nantinya diarahkan pada ranah psikomotornya, yaitu kegiatan menulis. Setelah itu guru bisa langsung mengarahkan ranah kognitif mereka dengan baik supaya siswa tidak merasa terpaksa ketika menulis teks berita. Sebaiknya dicari teknik-teknik yang memungkinkan siswa merasa diajak dan merasa senang hatinya. Setelah tulisan mulai tampak, barulah siswa diajak berpikir, misalnya sudah benarkah ejaan yang digunakannya?, bagaimanakah tanda bacanya?, atau siswa diajak membaca lagi teks yang telah ditulisnya dan menemukan hal-hal yang menarik atau justru menemukan kesalahan yang ada di dalamnya.
Produk tulisan yang dihasilkan siswa, misalnya teks tanggapan, bahan dalam menulis bisa diperoleh dari kegiatan membaca, sembari membaca berkembanglah kemampuan menulis siswa. Informasi membuat siswa akan belajar sekaligus berlatih menulis. Berdasarkan tulisan yang dibacanya, sangat berpengaruh pada produk tulisan yang dihasilkan siswa nanti. Tidak bisa dipungkiri, penggunaan ejaan juga akan sedikit banyak berpengaruh, karena siswa membaca berbagai macam tulisan yang tentu di dalamnya terdapat penggunaan tanda baca, ejaan, penulisan huruf kapital, kata hubung, dan lain sebagainya, yang bisa menjadi bekal bagi mereka dalam menulis.
Berdasarkan pengalaman, didapati bahwa siswa cukup sulit jika diminta untuk menulis, salah satunya menulis teks tanggapan. Mereka masih bingung menggunakan atau memilih buku yang akan ditanggapinya dan permasalahan yang paling mendasar yaitu berkaitan dengan penggunaan kaidah penulisan. Produk siswa berupa teks tanggapan yang dihasilkan tersebut dilihat dari isi, tergolong cukup baik dengan ketercakupan berbagai aspek yang ada dalam struktur teks tanggapan. Selanjutnya dari segi tata tulis, siswa belum mampu menggunakan tanda baca dengan tepat. Akibatnya, menjadikan keterbacaan teks tersebut menjadi ambigu. Ketidaktepatan penggunaan tanda baca serta kaidah penulisan lainnya tersebut sangat berpengaruh terhadap pemaknaan teks tanggapan yang ditulis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap bidang tata penulisan perlu untuk lebih diperdalam lagi oleh siswa melalui guru sebagai fasilitator di dalam kelas.
Perlunya Evaluasi Awal dan Proses
Guru sebagai fasilitator di dalam kelas, dalam pembelajaran menulis teks berita, dapat dilakukan asesmen awal yang difokuskan pada penggunaan ejaan. Dalam sebuah kelas, pada awal materi pembelajaran, guru memberikan lima soal sebagai asesmen awal. Dalam lima soal tersebut, berisi mengenai kalimat yang masih polos, dalam artian belum sempurna dalam hal tanda baca, penggunaan huruf, dan lainnya. Selanjutnya siswa diminta untuk mengubah atau membenarkan kalimat-kalimat tersebut berdasarkan penggunaan kaidah penulisan yang disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD V). Setelah seluruh siswa mengisi soal tersebut, guru kemudian melakukan diagnosis hasil asesmen dan memasukkan hasil jawaban siswa ke dalam tabel. Siswa yang berhasil menjawab dengan benar akan diberi angka satu (1) dan yang menjawab salah akan diberi angka nol (0). Setelah masing-masing siswa dinilai, guru kemudian menghitung rata-rata kelas.
Berdasarkan lima soal tersebut yang digunakan untuk memetakan kompetensi awal siswa terkait materi menulis teks tanggapan, nanti pada hasil akhir, akan ditemukan atau didapatkan skor yang dicapai siswa dan secara tidak langsung bisa melihat seberapa jauh pemahaman siswa terkait penggunaan ejaan dalam bahasa tulis. Guru dapat melakukan diagnosis sederhana tersebut secara berkala. Karena hasil asesmen berguna untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya.
Penggunaan tes diagnostik atau asesmen awal dalam pembelajaran tersebut, sangat bermanfaat bagi guru dalam mengidentifikasi masalah atau kesulitan belajar yang dialami siswa. Tidak hanya itu asesmen diagnostik juga dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang efisien. Memperoleh informasi yang lengkap tentang siswa (terkait kelebihan dan kesulitan belajar) serta membantu merancang landasan atau dasar untuk asesmen belajar lebih lanjut. Tindak lanjut dari asesmen diagnostik tersebut dapat disesuaikan dengan aspek yang dinilai pada asesmen proses. Tindak lanjut pembelajaran mencerminkan tindakan yang relevan dengan kondisi setiap siswa, akomodatif sekaligus fleksibel. Akomodatif di sini bermakna bahwa hasil dari asesmen diagnostik yang telah dilaksanakan tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan siswa sesuai tingkat pemahaman yang diketahui setelah melaksanakan asesmen diagnostik tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan perlu kiranya dilakukan satu bentuk evaluasi terhadap proses penulisan teks berita tersebut. Evaluasi proses menjadi satu langkah yang perlu dilakukan oleh guru dengan anggapan bahwa proses menjadi poin penting untuk menghasilkan sebuah produk. Dengan adanya anggapan tersebut, dalam proses pembelajaran menulis teks tanggapan, langkah-langkah dalam penulisan teks tanggapan sangat mungkin apabila dilakukan asesmen setiap langkahnya sebagai bentuk evaluasi proses.
Siswa yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil asesmen proses, diberikan pendampingan belajar secara tersendiri. Bentuk pendampingan tersebut, misalnya dengan memberikan latihan-latihan soal yang berisi penggunaan ejaan atau sejenisnya yang bisa meningkatkan keterampilan siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, kaitannya dengan menumbuhkan kepekaan berbahasa Indonesia bagi siswa dapat dimungkinkan sedikit demi sedikit akan bertambah melalui proses latihan-latihan yang dilakukan.
Pengalaman menunjukkan bawah siswa kurang peka terhadap penggunaan kaidah menulis, sebagaimana kasus yang ditemukan pada teks tanggapan yang ditulis oleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu menyusun strategi yang bisa mewujudkan kepekaan siswa dalam penggunaan kaidah menulis. Strategi tersebut misalnya dengan melakukan asesmen awal yang dapat memetakan kemampuan siswa terkait pemahamannya terhadap kaidah menulis. Selain itu, diadakannya evaluasi proses dapat menjadikan produk tulisan berupa teks tanggapan dari siswa diharapkan mampu mewujudkan kepekaan dalam kaidah menulis. Penerapan Ejaan Yang Disempurnakan V (EYD V) juga dapat dilakukan sebagai salah satu langkah guru untuk terwujudnya kepekaan dalam kaidah menulis bagi siswa.
Sangat bagus dan luar biasa
Dipublikasikan termasuk wujud ungkapan syukur
Konten sudah bagus. Perlu lebih teliti lagi karena ada beberapa materi tertulis teks berita yang seharusnya teks tanggapan. Secara keseluruhan konten menarik dan menginspirasi. Terima kasih.
Konten menarik, hanya perlu lebih teliti. Ada beberapa tulisan teks berita seharusnya teks tanggapan
?
Sangat bagus dan luar biasa
Sangat bagus dan luar biasa keren
Beri Komentar